Monday 30 June 2008

METODE PENGUJIAN LISTERIA

Menurut ISO 11290 (2004) dan PDA / BAM (2003)

Listeria diketahui sebagai bakteri yang dapat menyebabkan penyakit Listeriosis, yaitu penyakit infeksi yang disebabkan karena mengonsumsi makanan yang tercemar bakteri tersebut. Penyakit ini terutama menyerang pada wanita hamil, bayi baru lahir dan orang dewasa dengan imunitas rendah. Listeriosis merupakan penyakit yang sangat serius bagi manusia, dengan mortality rate 25% (bandingkan dengan mortality rate Salmonella yang 1%).

Habitat Listeria umumnya di tanah, air mengalir, saluran pembuangan kotoran, tumbuhan dan makanan. Menurut dokumen standar pemeriksaan Listeria monocytogenes pada makanan USFDA / BAM (2003), genus Listeria memiliki 6 spesies, yaitu Listeria, monocytogenes, L. innocua, L. seeligeri, L. welshimeri, L. ivanovii dan L. grayi. Dari keenam spesies tersebut, diketahui hanya L. monocytogenes yang bersifat pathogen terhadap manusia apabila mencemari makanan atau minuman yang dikonsumsi oleh individu tersebut.

Hingga tahun 1960, L. monocytogenes diduga hanya menginfeksi hewan saja. Namun, 30 tahun terakhir Listeria, termasuk L monocytogenes dan L. ivanovii, telah berhasil diisolasi dari berbagai macam sumber. Selain manusia, setidaknya lebih dari 42 spesies mamalia dan 17 spesies burung mengandung Listeria. Bahkan, L monocytogenes dilaporkan dapat ditemukan pada saluran pencernaan dari 5-10% populasi manusia tanpa memberikan gejala infeksi (carrier). Selain itu, Listeria }uga dapat diisolasi dari
crustaceans (udang-udangan), ikan, kutu dan lalat. Gejala yang umum ditemukan akibat Listeriosis adalah sepsis dan meningitis.

Pengertian dari Listeriosis sendiri mengacu kepada banyaknya jenis gejala penyakit yang ditimbulkan pada hewan dan manusia. Listeria monocytogenes dapat menginfeksi manusia dan hewan. Sedangkan L ivanovii hanya dapat menginfeksi hewan; biasanya domba. Pada hewan muda, gejala terinfeksi Listeria yang muncul adalah septicemia. Infeksi intra-uterine pada janin domba atau sapi melalui plasenta umumnya mengakibatkan keguguran.

Gejala khas Listeriosis pada manusia belum diketahui secara pasti. Pada orang dewasa sehat biasanya gejala yang muncul mirip dengan gejala influenza ringan yang kemudian dapat berkembang menjadi meningitis dan/atau meningoencephalitis. Gejala yang lebih berat umumnya timbul pada wanita hamil, bayi baru lahir, lansia dan individu dengan imunitas rendah. Pada kasus infeksi yang berat, meningitis biasanya disertai dengan septikemia (keadaan dimana bakteri masuk ke dalam aliran darah). Apabila wanita hamil terinfeksi bakteri Listeria monocytogenes, kemungkinan besar janin yang dikandung akan terinfeksi juga dan dapat menyebabkan keguguran, lahir premature, atau bayi lahir cacat/sakit.

Pada pengamatan di bawah mikroskop, Listeria akan tampak sebagai bakteri Gram-positif, berbentuk batang, seringkali berkoloni berbentuk rantai, tidak membentuk spora, dan katalase positif. Pada pengamatan gram Listeria sering salah duga sebagai bakteri Streptococci, karena pada pengamatan preparat apusan tampak sebagai bakteri coccus. Flagella pada Listeria akan diproduksi pada suhu ruang, tidak pada suhu 37°C. Aktifitas hemolitik pada media Blood Agar sering digunakan untuk membedakan L monocytogenes dari spesies Listeria lainnya. Namun, sifat tersebut bukan ciri yang past! untuk identifikasi L. monocytogenes. Identifikasi lanjutan dengan melihat karakter biokimia diperlukan untuk membedakan antar spesies Listeria.

Suhu lingkungan optimal untuk Listeria hidup dan berkembangbiak adalah 4° - 37°C. Suhu 4°C umumnya terdapat pada lemari pendingin makanan yang selama ini seringkali kita anggap sebagai suhu aman untuk penyimpanan makanan dan minuman. Apabila produk makanan atau minuman yang tercemar oleh L monocytogenes kemudian kita simpan dalam lemari pendingin, berarti kita memberikan suhu optimal untuk L monocytogenes berkembangbiak. Dapat dibayangkan apa yang dapat terjadi apabila makanan atau minuman tersebut dikonsumsi oleh kita atau keluarga kita.

Pada tahun 1985, di California - Amerika Serikat, 142 orang menderita Listeriosis. Diantaranya, 93 kasus terjadi pada wanita hamil sedangkan 49 kasus lainnya terjadi pada orang dengan imunitas rendah. Pada kasus tersebut, sebanyak 30 janin serta bayi baru lahir dan 18 orang dewasa mengalami kematian. Setelah diteliti, penyebab dari kasus tersebut adalah sebuah produk keju pasteurisasi massal yang menggunakan bahan baku susu non-pasteurisasi yang tercemar L. monocytogenes pada proses produksinya.

Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya kontaminasi L. monocytogenes, produsen makanan & minuman sebaiknya melakukan analisa terhadap bahan baku dan produk olahannya. Sesuai dengan SNI No. 01-6366-2000 nilai cemaran Listeria sp. Adalah 0 / gram atau 0 / ml sampel dari produk yang berasal dari bahan hewan.
Saat ini metode terbaru yang dapat digunakan untuk menganalisa cemaran bakteri Listeria monocytogenes pada bahan yang berasal dari hewan adalah metode berdasarkan ISO 11290:2004 dan PDA / BAM (2003). Metode tersebut dapat memberikan hasil dalam 2-3 hari. Lebih cepat daripada metode sebelumnya yang memberika hasil setelah 5 hari bahkan lebih.

No comments: